Freelance Bukan Cuma Duduk di Coffee Shop: Ini Cara Kerja Aslinya

Cara Kerja Freelance

Banyak yang ngira kerja freelance itu hidupnya santai.
Kerja di coffee shop, jam kerja fleksibel, tidur siang kapan aja.
Dan... saya pun pernah berpikir begitu.

Tapi begitu mulai jalanin sendiri, saya sadar:
freelance itu tetap kerja. Bedanya, kita jadi bos buat diri sendiri — sekaligus sales, admin, eksekutor, dan customer service dalam satu paket.

Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pekerja full-time yang ambil side hustle freelance di bidang SEO & SEM, supaya kamu yang baru mulai atau sedang tertarik bisa punya gambaran realistis:

Gimana sih sebenarnya cara kerja freelance itu?

1. Freelance Itu Nggak Sesimpel "Kerja Bebas"

Pertama-tama, freelance bukan berarti kerja semau gue.
Justru karena bebas, kita harus lebih disiplin, karena nggak ada atasan yang ngingetin.

Yang disebut “freelancer” itu sebenarnya:

  • Bekerja lepas

  • Berdasarkan proyek

  • Tidak terikat kontrak jangka panjang

  • Tapi tetap punya tanggung jawab profesional ke klien

Saya pribadi mulai freelance sambil tetap kerja di kantor. Awalnya karena butuh tambahan income, tapi lama-lama malah nambah skill & relasi baru.

2. Alur Umum Cara Kerja Freelancer

Setiap freelancer biasanya melewati alur ini saat dapat project:

  1. Cari atau ditawari project

  2. Diskusi brief → klien menjelaskan kebutuhan

  3. Kirim penawaran/harga + kesepakatan waktu

  4. Mulai kerja

  5. Revisi (jika perlu)

  6. Serah terima hasil

  7. Pembayaran (kadang DP + pelunasan)

💡 Catatan dari saya: klien lebih suka freelancer yang responsif, punya komunikasi jelas, dan bisa pegang deadline. Skill itu penting, tapi attitude & kejelasan sistem kerja lebih dulu dinilai.

3. Dapat Klien Pertama untuk Riset Keyword & Audit SEO Website

Saya pertama kali dapat klien freelance lewat platform Fastwork.
Awalnya sempat ragu:

"Bisa bersaing nggak ya sama freelancer lain yang udah punya rating dan testimoni?"

Tapi saya tetap nekat daftar dan isi profil sebaik mungkin:

  • Tulis layanan saya: “Riset Keyword + Audit SEO Website”

  • Jelaskan hasil kerja yang saya tawarkan: laporan PDF + rekomendasi

  • Kasih estimasi waktu pengerjaan

  • Tambahkan contoh report dummy yang saya buat sendiri

Dalam seminggu, ada klien yang order:

“Mau minta bantu cek SEO website UMKM saya. Udah pernah bikin artikel, tapi belum naik di Google.”

Saya kerjakan full selama 3 hari:

  • Riset 20+ keyword potensial

  • Audit struktur konten & kecepatan loading

  • Buat checklist rekomendasi teknis + optimasi halaman

Hasilnya?
Klien puas, kasih bintang lima, dan akhirnya repeat order untuk content planning.
Dari satu project kecil, bisa lanjut ke kerjaan bulanan.

4. Tools yang Saya Pakai Buat Freelance

Biar kerja freelance makin efisien, ini beberapa tools andalan saya:

  • Google Docs/Sheets → laporan, revisi konten, template audit

  • Notion → manajemen tugas & deadline

  • Ahrefs / Ubersuggest / Search Console → riset keyword & analisis SEO

  • Toggl → lacak waktu kerja

  • WhatsApp & Email → komunikasi klien

Tanpa tools ini, kerjaan bisa jadi nggak teratur.
Dan makin lama di freelance, kita makin sadar pentingnya sistem kerja yang rapi.

5. Waktu Kerja Freelance: Fleksibel Tapi Harus Punya Struktur

Jam Kerja Freelancer

Saya biasanya ambil waktu malam hari buat kerja freelance:

  • Jam 20.00–22.00 untuk riset, revisi, dan laporan

  • Sabtu pagi untuk finalisasi project

Tips buat freelancer lain:

  • Bikin jam fokus (tanpa gangguan)

  • Pakai teknik Pomodoro: 25 menit kerja, 5 menit jeda

  • Gunakan To-Do List harian

Freelance tanpa manajemen waktu = mudah stres & kerjaan numpuk

6. Skill Tambahan Biar Kamu Lebih Dilirik Klien

Kalau kamu udah punya satu skill utama (misal nulis, desain, SEO), tambahin skill pelengkap yang mendukung:

  • Copywriting dasar → untuk landing page & CTA

  • Basic desain Canva → untuk klien yang butuh konten sosial media

  • Public speaking ringan → buat presentasi hasil kerja

  • Google Ads / Meta Ads → kalau mau naik kelas ke digital marketing

💡 Semakin banyak nilai tambah yang kamu tawarkan, semakin tinggi peluang kamu dilirik.

7. Keuntungan Kerja Freelance dari Perspektif Bapak-Bapak

Sebagai bapak muda yang masih aktif kerja kantoran, kerja freelance itu punya beberapa keuntungan:

  • Tambah penghasilan tanpa harus resign

  • Bisa kerja dari rumah tanpa ninggalin anak

  • Bisa bangun portofolio dan branding personal

  • Lebih pede negosiasi karena udah pernah jalanin real project

8. Tantangan Kerja Freelance & Cara Ngatasinya

Nggak semua project berjalan mulus.
Saya pernah mengalami:

  • Klien ghosting saat udah revisi 2x

  • Brief ngambang = hasil kerja salah arah

  • Waktu bentrok sama urusan keluarga

Cara saya ngatasin:

  • Buat perjanjian kerja di awal (walau informal)

  • Tanyakan brief secara lengkap

  • Tetapkan jam kerja dan waktu istirahat

  • Jangan ambil project lebih dari kapasitas

9. Freelance Itu Jalan yang Fleksibel, Tapi Tetap Butuh Disiplin

Kerja freelance itu bukan pelarian dari kerja kantoran.
Tapi bisa jadi jalur tambahan buat tumbuh — secara skill, income, dan relasi.

Kalau kamu punya satu skill dan waktu 1–2 jam/hari, kamu udah bisa mulai.
Jangan tunggu semua siap.

Mulai aja dulu dari satu project kecil, satu klien, satu keberanian untuk coba.

Yang penting: konsisten dan terus belajar.